Aku melirik jam dinding mungil
itu, Sudah berapa jam aku menyimpan rahasia hati ini?
Aku membuka lembaran demi
lembaran kalender itu, sudah berapa hari aku menyimpan rahasia hati ini?
Dan aku membuka mata hatiku,
sampai kapan aku harus menyimpan semua ini?
Jawabannya hanya satu, semua apa
kata hati dan pikiranmu.
Tuhan.. aku terlalu lelah dengan
semua rahasia hati ini. Aku sudah cukup tersiksa dengan semua yang aku simpan
ini. Aku sudah terlalu sakit merasakan semua ini. Dan aku sudah cukup jenuh
dengan semua kebohongan ini.
Berapa lama aku harus menguatkan
diriku sendiri? Hingga aku di titik ujung lelahku dan tak ada yang mau menjadi
pundakku? Ini terlalu cupu.
Sampai kapan aku harus menyinggungkan
senyum palsu ini? Sampai akhirnya aku harus menangis tak ada hentinya dan tak
ada orang yang peduli satupun? Terlalu kasian.
Aku mampu membuat mereka bertahan
dalam kekuatan, sedangkan aku sendiri? Aku sendiri tak mampu untuk berpura-pura
terus menahan kekuatan ini.
Dalam hening malam, aku berpikir.
Mengapa semua ini terjadi? Mengapa semua ini terasa kejam bagiku?
Ah tidak. Aku tahu, Tuhan baik
kepadaku. Ia tak akan munngkin memberi cobaan melebihi kemampuan hamba-Nya. Iya
kan?
Dalam nafasku, aku ingin
menghirup jalan keluar dan menghembuskan beban-beban hati serta pikiranku.
Alhasil, aku tak bisa. Sudah terlalu lelah mencobanya berulang kali.
Bilamana ini semua harus
berakhir? Berakhir dengan indah, dan tak ada air mata. Aku masih tetap menunggu
dia, Tuhan.