Senin, 12 Juni 2017

HAI, EVERYONE!



Hai! Setelah lima tahun sama sekali tidak menyentuh ini, akhirnya aku mulai lagi untuk menulis beberapa cerita—sampah yang mungkin ga terlalu penting buat dibaca hehehehe.

Dengan status yang berbeda­—sekarang udah mahasiswi— aku mau mencoba menuangkan semua pikiran dan hal-hal lain yang mungkin terlintas di pikiranku. Tapi, mohon maaf kalau yang aku tulis ga terlalu ilmiah atau mungkin malah berlebihan abis hahahahaha yang jelas aku nulis hanya karena ingin berbagi. 


BECAUSE SHARING IS CARING!


Sampai jumpa di cerita—sampah ku berikutnya ya!

Selasa, 27 Oktober 2015

Rindu

Hai, teman.

Apa kabar?

Mungkin hal klise menanyakan sebuah kabar kalian.

Ya, aku tau.

Kalian pasti baik-baik saja.
Kalian pasti senang dengan suasana baru kalian.
Kalian pasti menikmati masa-masa bermain dengan dunia baru kalian.
Kalian pasti  masih bisa makan dengan ditemani orang-orang yang menyayangi kalian.
Kalian pasti masih bisa bermain dengan mereka yang selalu kalian temui pertama ketika sehabis kelas.
Kalian pasti masih bisa tidur tanpa harus memikirkan duduk-duduk bersama di malam hari.
Kalian pasti tenang mengerjakan tugas tanpa gangguan dari suara-suara nakal dan usil.

Tapi, teman..

Kalian masih ingat gak hal-hal kecil yang kita lakukan bersama selepas pulang dari kampus?
Kalian masih ingat gak ketika malam hari berasa sore hari yang cerah tanpa ada beban besok harus mengumpulkan tugas?
Kalian masih ingat gak suara-suara merdu yang diiringi alunan musik selalu terdengar di sudut kantin yang ramai?
Kalian masih ingat gak ketika tawa canda yang makin malam makin keras membuat kita melupakan semua beban?
Kalian masih ingat gak ketika merindukan rumah yang nun jauh disana, selalu ada yang berusaha menghibur dan membuatnya merasa di rumah?
Kalian masih ingat gak ketika harus bangun pagi dan berjalan kaki untuk melakukan kegiatan kampus bersama?
Kalian masih ingat gak semua hal yang seringkali dulu kita lakukan bersama, tapi sekarang rasanya hal itu jarang aku rasakan?

Mungkin bukan hanya aku yang merasakan keterasingan keadaan ini.

Aku harap begitu..

Saat kesibukan mulai datang satu per satu dan waktu mulai dibunuh dengan kesibukan itu,

semuanya hilang secara bersamaan.

Bahkan, untuk melakukan hal yang sama dan rutin kita lakukan setiap harinya, bisa dibilang susah banget.

Bukan aku menuntu kalian harus selalu ada di tengah-tengah ku,
Bukan aku menyuruh kalian melupakan dan meninggalkan semua kesibukan kalian,
Bukan pula mengajak kalian untuk kembali pada masa-masa itu.

Aku hanya menyatakan rasa kerinduanku yang selalu menjadi bayang-bayang tiap kali aku melewati atau hanya sekedar melihat tempat yang banyak menyimpan momen-momen bersama kita dulu.

Buat kalian yang sekarang sibuk,
Sibuklah dengan baik
Jagalah kesehatan kalian
Jaga pola tidur kalian-yang dulu hilang karena banyak waktu yang kalian relakan hanya untuk berkumpul-dengan baik

Buat kalian yang belum sibuk,
Jaga juga kesehatan kalian
Maafkan teman-teman kalian yang mulai sibuk dengan kegiatannya
Bukan mereka melupakanmu, mereka hanya menata dirinya menjadi lebih baik kok

Sesibuk-sibuknya kalian, jangan lupa kembalilah ke rumah.

Aku selalu menunggu kebersamaan itu kembali pada suatu hari yang tepat.
Aku selalu mencoba menahan rasa rinduku pada kalian, walaupun terkadang aku tak mampu.

Ya, inilah aku,
bagian kecil dari kehidupan kalian disini.

Jangan lupa bahagia, teman.

Salam hangat,
Fitri. 

Jumat, 25 Juli 2014

Masih berani bermimpi?

“You may say I'm a dreamer, but I'm not the only one. I hope someday you'll join us. And the world will live as one.” ― John Lennon.

Iya, itu salah satu quote dari jutaan bahkan ribuan quote yang aku suka. 

Anyway, setelah kurang lebih merasakan sakitnya 'gagal', akhirnya semuanya berbuah manis. 

pada saat itu, aku tau gimana rasanya kegagalan yang sesungguhnya.
pada saat itu, aku ngerti gimana rasanya sulitnya bersyukur dengan apa yang aku dapat.
pada saat itu, aku tau gimana rasa sakit hati melihat orang lain berhasil, sedangkan aku? tidak.
pada saat itu juga, aku paham apa arti sebuah perjuangan yang tidak boleh disia-siakan.

Itu semua berawal dari sebuah mimpi yang kata orang-orang, 'mimpimu itu terlalu tinggi.' 

Setinggi apa sih mimpiku? Hahaha. yang jelas aku akui, kalau mimpiku memang tinggi. dan rasanya, nihil buat tercapai. rasanya, ga mungkin tercapai. rasanya, tipis sekali, sekitar 0,0001% aku bisa menggenggamnya.

dan mempertahankan mimpi ini, ga semudah yang kalian pikir.
dari yang mama gak suka dengan mimpi-siang-bolong ini.
dari yang dapet caci maki dari orang-orang-sok-tau itu.
dari yang harus belajar melepas mimpi ini sekalipun.
dan air mata yang harus keluar tiap kali harus mengorbankan mimpi ini buat orang lain.

Berat? banget.

Hingga akhirnya sekarang, mimpi ini udah bisa aku genggam erat.
mimpi ini udah bukan lagi khayalanku tiap malam menjelang tidur.
mimpi ini udah bukan alasanku menangis lebay di kamar sendirian.
mimpi ini sekarang udah nyata. 

Awal gagal SNMPTN, udah pesimis, udah gak ngerti mau ngapain lagi sama mimpi ini. rasanya udah gak ada harapan.
Bayangin ya, aku harus ikut ujian jalur tulis untuk mengejar mimpi ini dengan ratusan ribu pesaing. Sedangkan, aku bukan orang yang pintar, pandai bahkan cerdas. Maaf, bukan aku kurang bersyukur, tapi, emang begitu kenyataannya.
Dengan segala keegoisanku yang terus-terusan memaksa untuk tetap mempertahankan mimpi ini.

Mungkin kalo aku jadi orang lain, aku bakalan "ih, kan kemaren udah gagal, gak kapok?" atau mungkin "udahlah mimpimu terlalu tinggi, palingan lewat jalur tulis gak akan berhasil. pesaingmu banyakse-Indonesia. udahlah lepasin aja. ga usah banyakan mimpi, liat realitanya aja."


Tolol? iya, aku emang tolol, mempertahankan sesuatu hal yang tingkat keberhasilannya 0,000001%. 

Tapi, tunggu. Aku masih punya Tuhan. Aku masih ada tempat untuk berharap. AKu masih ada waktu untuk berusaha. Aku masih ada waktu untuk berjuang lebih keras lagi, dan aku masih ada rasa keyakinan, bahwa aku bisa.

Hingga akhirnya, setelah lamanya penantian. tepat tanggal 16 Juli 2014, mimpi itu mendekat, dan menjadi nyata. 



Iya, mimpiku adalah menjadi mahasiswi kampus perjuangan, Universitas Indonesia. Walaupun, mimpiku masih belum sempurna, tapi aku sudah cukup lega hihihi.

Belum sempurna? yap! sebenernya, aku tidak ada bayangan menjadi mahasiswi filsafat, yang menjadi mimpiku adalah, aku menjadi mahasiswi jurusan akuntansi. Dan bukan berarti aku melakukannya setengah hati. disini, aku udah dikasih kesempatan, diluar sana banyak sekali yang ingin berada di posisiku saat ini, karena itu aku gak akan membuang 'kesempatan'  untuk kedua kalinya. 

Saat ini, aku mulai belajar lagi, belajar mencintai hal baruku, memperjuangkan apa yang harusnya aku perjuangkan, dan mempertahankan keadaan yang saat ini aku syukuri.

The points are: Kegagalan mempunyai dua makna penting, bisa jadi, kegagalan itu awal kesuksesanmu atau bahkan kegagalan itu akan menjadi titik awal kegagalanmu selanjutnya. Tinggal gimana kita menyikapinya.

Mimpi bukan hal yang seharusnya dianggap mudah. kalau kita berani bermimpi, kita harus berani mencapainya. Bukan berarti, karena mimpimu terlalu tinggi, kamu hanya berani 'bermimpi' saja, tapi setelahnya? kamu ga berani mencapai itu semuanya. Make it happen! 
Gak pernah ada yang salah sama seorang manusia yang mempunyai mimpi tinggi. bahkan ada hadits yang mengatakan, kejarlan cita-citamu setinggi langit. Lantas, masihkah berani bermimpi?

kalau aku sih, aku berani bermimpi lagi. iya, bermimpi menjadi seorang akuntan hehehe. walaupun gak ada hubungannya sama studi yang aku terima sekarang, why not? gak ada yang salah kan? 

selama kita yakin, selama kita masih percaya akan kuasa Tuhan, bermimpilah yang tinggi, sebebas mungkin. Mimpi itu gratis. Lalu, mengapa kalian takut? :) 


 

Kamis, 05 Juni 2014

Maaf, aku egois.

Sudah H+9 pengumuman itu.
Iya, aku sudah mulai bangkit dari segala keterpurukan, kesedihan bahkan aku mulai belajar bersyukur.

Berat? Awalnya, aku ga yakin bisa bersyukur, tapi, Tuhan baik. Hingga sekarang, aku masih mampu berdiri tegak, mempersiapkan senjata dan mengibarkan bendera lagi, untuk berperang. Subhanallah.

Tapi, terkadang pikiran-pikiran jail itu datang.
‘enak ya jadi mereka, yang lolos, udah dapet kuliahan. Udah lega, tenang, duduk santai. Enak ya..’

Hahahaha, maaf kalau aku iri. Lebih tepatnya, aku hanya ‘berkeinginan’ seperti mereka. Suatu saat nanti.

Terkadang, sesekali aku menangis (lagi). Bukan, bukan aku sedih. Tapi, aku sedang berdoa pada Tuhan.

Tuhan, mungkin aku tidak sepintar mereka.
Mungkin aku tidak sepandai mereka.
Mungkin aku tidak seberuntung mereka.
Aku hanya hamba-Mu yang ingin membahagiakan kedua orang tua.
Melihat mereka senyum (nanti) aku sudah cukup lega, Tuhan.
Tuhan, aku percaya akan kuasa-Mu.
Aku percaya semua mukjizat-Mu.
Dan aku percaya, Engkau akan mengabulkan doa hamba-hamba Mu.
Aku ingin seperti mereka Tuhan.
Aku ingin..

Kurang lebih, doa itu yang sering aku panjatkan. Iya, kali ini, mungkin bisa dibilang aku ‘cari aman’.

Tuhan, kuatkan aku..

Ketika aku mendapatkan sebuah pesan singkat dari seorang guruku, isinya gini, ”yang sabar ya, ibu itu lebih tau apa yg terbaik untukmu..”
Aku berpikir. Aku merenung.
Yah, itu benar sekali. Benar.

Maaf, aku egois.
Andai saja waktu itu aku mengikuti apa kata mereka, mungkin sekarang mereka tenang. Dan aku…
Yah, aku mencoba berbesar hati menerima semuanya.

Maaf, aku egois.
Andai saja bisa kuputar waktu, aku akan mengikuti semua keinginan mereka. Mungkin, sekarang mereka tidak harus mengeluarkan banyak biaya. Dan aku…
Yah, aku mencoba bersyukur dengan segala yang ada, meskipun berat (sekali).

Maaf, aku egois.

Tapi, bolehkan anak perempuan ini mengejar mimpi?
Bolehkan anak perempuan ini menata masa depannya sendiri?
Bolehkan?

Iya, satu mimpiku, kuliah di tempat-yang-susah-didapat itu.

Hingga akhirnya, mereka yang berbesar hati menerima ke-egois-anku.
Hingga akhirnya, mereka yang dengan berat hati, membiarkan aku mengejar mimpi-yang-sangat-tinggi itu.

Dan, sekarang? Air mata yg keluar.
Bukan, bukan air mata bahagia. Tapi, air mata sedih, anak perempuan pertamanya ini belum mendapatkan tempat tujuan dimana ia akan melanjutkan sekolahnya.

Hahahahaha cukup. cukup sekali aku mengecewakan. Dan engga, untuk kedua kalinya.
Aamiin.

Saat ini, aku sudah mulai fokus sbmptn dan.. yah, SIMAK.
Iya, aku masih tetap memilih tempat itu. Dan malah mama yang berat awalnya, sekarang sangat amat peduli pada saat aku bercerita tentang bagaimana pendaftarannya, tempat tes nya dimana dan karena itu semangatku mulai terisi kembali.

Tapi, hati bergejolak lagi. Memang benar aku masih memilih tempat yg sama, tapi, engga buat program studinya.

Aku trauma. Aku sudah terlalu pesimis untuk mengejar passion. Aku sudah menyerah dulu, sebelum perang dimulai.

Maaf, lagi-lagi aku egois.

“Kuliah 4 tahun kak, kalo ga sesuai passion gimana? Sulit kan?”
“Kamu yakin milih itu?”
“Kenapa ga milih ini aja?”
Pertanyaan ironi, yang mungkin harus siap aku dapatkan.

Iya, alasan ku hanya satu, cukup sekali aku mengecewakan orang-orang disekitarku. Cukup sekali.
Aku memilih tempat itu lagi aja, rasanya ketampar, “ga kapok? Masih berani? Ga takut? Kok ambisius banget?”

Hah. Aku tahu segala pertimbangan dan resiko apa yang akan terjadi (nanti), ketika aku lari dan menjauh dari passion-ku sendiri. Aku siap dengan semua itu. Meskipun terkadang dalam hati, “kamu yakin, fit? Beneran kesana? Bisa? Mampu?” 

Mungkin kalian mengira, aku cuma ingin ditempat itu. Iya, memang bener.
Aku tahu yg terbaik ga Cuma disitu aja. Aku tahu. Masih banyak kok yg lain.

Aku seorang pemimpi, kawan. 

Aku tahu, apa yang aku harapkan, belum tentu Tuhan kabulkan.
Aku tahu juga, ga selamanya harapan-ku itu tercapai.
Aku tahu itu semua. Aku sudah memikirkan semua itu, jikalau nanti memang yang terbaik buat aku tidak seperti yang diharapkan.
Aku percaya kuasa Tuhan. Aku percaya.

Maaf dengan segala ke-egois-anku.
Maaf, Ma.. Maaf, Pak. Maaf, aku hanya memikirkan, bagaimana mimpiku bisa tercapai.

Aku berharap yg terbaik, suatu saat nanti, kalian memberikan senyum bahagia ketika mimpiku tercapai. Aamiin. Bahkan kalian akan lebih bahagia dari yang kalian harapkan. Aku janji.

Hahaha nulis beginian, di sela-sela refreshing belajar. Yaudah. Lanjut belajar lagi! Bye!


Selasa, 27 Mei 2014

Jatuh sekali, bangkit berkali-kali!


Hari ini tepat tanggal 27 Mei 2014. Iya, mungkin bagi siswa kelas 12 SMA, hari ini hari penentuan masa depan. Yap! Pengumuman SNMPTN, salah satu jalur masuk PTN/PTS yang diikuti siswa kelas 12 SMA seluruh Indonesia.

Sekitar 700-ribuan siswa yang mendaftar, tapi hanya 1/6 dari jumlah pendaftar yang dinyatakan lolos dalam tahap ini. Beruntunglah bagi mereka yang lolos, Selamat! You did it well, guys. Tapi, mungkin ‘malapetaka’ bagi yang mendapat warna merah atau tidak lolos pada jalur ini.

Iya, salah satunya aku. Lolos? Bukan. Aku belum lolos pada jalur ini. 

*take a deep breath*

Hahahahahaha aku cuma bisa nangis, waktu buka laman web resmi SNMPTN dan ‘maaf Anda tidak lulus seleksi SNMPTN 2014’.

Bisa kalian bayangin gak?


Disaat temen-temen kalian, mendapat kabar baik dari web tersebut sedangkan kalian tidak.

Disaat temen-temen kalian, melakukan sujud syukur karena seneng saat itu juga, sedangkan kalian tidak.

Disaat temen-temen kalian, mendapatkan ucapan ‘selamat ya!’, sedangkan kalian dapat ucapan ‘sabar ya!’.

Disaat temen-temen kalian, mengucap syukur ‘Alhamdulillah’ Karena berita baik, sedangkan kalian berusaha mencoba bersyukur-padahal-berat-banget, karena berita-yang-mungkin-buruk itu.

Disaat temen-temen kalian, menebarkan emoticon senyum, sedangkan kalian berpura-pura memakai emoticon senyumnya, padahal saat itu emoticon yang cocok adalah sedih, nangis, atau apalah.

Disaat temen-temen kalian, mulai mengurus daftar ulang ke PTN-nya masing-masing, sedangkan kalian  masih ditempat dan daftar di jalur SBMPTN ataupun ujian mandiri.

Disaat temen-temen kalian, saat ini mungkin sedang bersenang-senang dengan berita tersebut, sedangkan kalian takut,sedih,sebel,marah, bahkan kecewa.

Disaat temen-temen kalian, bisa tidur tenang, sedangkan kalian ga bisa tidur, kepikiran.

Disaat temen-temen kalian, udah santai-santai, sedangkan kalian masih harus belajar.

Iya itu yang aku rasakan, tadinya.

Gimana perasaan kalian jadi kita-yang-ga-lolos?
Sedih? Kecewa? Sebel? Marah? Atau mungkin ada yang lain? :’D

Iya, sama kok. Aku juga. Dan itu wajar aja.  Tadinya sih gitu.


Ga ada yg salah sama orang gagal yang nangis. Ga ada yg salah sama orang gagal yang kecewa. Ga ada yg salah.

Iya, sama. Aku juga merasakan itu kok. Nangis, kecewa, sedih, marah, sebel. Tadinya sih gitu.

Dan hanya kata ‘maaf’ yang bisa keluar dari mulutku. Iya, maaf buat kalian semua, aku gagal. aku ga bisa lolos di jalur ini. Aku ga bisa.. :’)

Tuhan, kuatkan aku! Tegarkan aku! Bantu aku buat ikhlas se-ikhlas-ikhlasnya dengan hasil ini :’)


Hufftt ternyata sulit banget di posisi kayak gini. Jangan pernah deh kalian rasain. Jangan. Ini daritadi air mata udah keluar terus. Iya, maaf aku cengeng hehehehe.


Butuh mental yang kuat buat bangkit lagi. Butuh semangat dari dalam diri sendiri lagi. Butuh hal-hal positif lagi. Butuh sesuatu yang bikin ‘ngapain kamu jatuh terus? Bangun! Di depan masih banyak jalan. Dan panjang banget. Di ujung jalan sana, mereka nunggu kamu.’

Iya, aku butuh itu semua.

Aku bukan satu-satunya orang yang gagal. Aku bukan sekali ini aja gagal. Aku bukan kertas, yang gampang tertiup angin. Aku bukan orang yang mudah rapuh, hanya karena hal-yang-buruk ini.
Di luar sana, banyak yang mengalami hal kayak aku. Di luar sana banyak orang-orang gagal. Tapi, di luar sana mereka semua mampu bangkit lagi, bangun lagi. Dan So do I. Aku juga harus seperti itu.

Tapi, aku bersyukur, masih ada temen yang bantu aku buat bangkit lagi, selalu ada buat aku dan bikin aku ga ada alasan buat nangis (walaupun sekarang tetep nangis heheheh). Gatau harus bilang gimana sama kalian, semangat kalian semua bikin aku bangkit rek!!! I love you<3


“Tuhan sayang sama fitri. Jangan merasa bodoh. Justru karna kamu pintar, Tuhan ingin membuat kamu lebih terlihat sayang. Ini bukan cobaan sayang, ini namanya jalan yang indah. Ada jalan yang lebih indah yang Tuhan sedang siapkan untuk kamu. Percaya. Berdoa.” –mbak lily.


Iya, Tuhan sayang banget sama aku. Tuhan punya rencana indah sama aku. Gapapa, fit kamu ga lolos di sini. Masih ada SBMPTN&Ujian Mandiri. Banyak jalan menuju Roma. Banyak banget. Dan aku tau kenapa aku harus terus berjuang sampe nanti. Berani mimpi, kan? Berani juga berjuang, rela berkorban bahkan ambil resiko sekalipun.

Nulis beginian sambil mewek tau hahahaha daritadi pada nanyain “fitri gimana?” via bbm, whatsaap, sms, fb. Tau ga rek? Aku sebenernya berat mau ngabarin hal beginian. You know what I feel, kan rek? Tapi, gimana-gimana apapun hasilnya aku harus bersyukur. Ya, itulah hasilku. Aku bangga? Yo gak lah. Hahahaha. Tapi, nanti aku bakalan bangga. Kalian juga bakalan bangga. Tungguen.

Buat yang senasib-seperjuangan sama aku, kalian ga sendiri. Butuh peluk? Sini tak peluk{} Butuh temen nangis? Sini tak temenin.
Berjuang bareng lagi ya, rek. Ini bukan akhir. Dunia ga berakhir Cuma gara-gara gak lolos SNMPTN. 2 jalur didepanmu nunggu. Terutama, temen-temenmu yang udah sukses duluan nunggu kamu juga. Mereka pengen liat kamu sukses juga. Jangan jatuh lama-lama rek, banguno! Semangat baru lagi, ya! Jangan pecundang gitu lah. Tuhan adil kok. Percaya wes. Kalo kamu berhenti, sak kabehane melok mandek hahahaha. Bangkit bangkit bangkit!! Semangat semangat semangat!!

Buat yang lolos, selamat! Kalian hebatJ Aku bangga sama kalian, bangga banget. Usaha kalian ga sia-sia selama  3tahun. Doa kalian didengar sama Tuhan, dan sekarang terkabulkan. Bersyukur jangan lupa. Dan tetep rendah hati^^

Udahan, ahh. Capek nangis hehehe udah janji ga mau nangis lagi. Selamat berjuang, pejuang SBMPTN&Ujian Mandiri! We can do it<3