Jumat, 25 Juli 2014

Masih berani bermimpi?

“You may say I'm a dreamer, but I'm not the only one. I hope someday you'll join us. And the world will live as one.” ― John Lennon.

Iya, itu salah satu quote dari jutaan bahkan ribuan quote yang aku suka. 

Anyway, setelah kurang lebih merasakan sakitnya 'gagal', akhirnya semuanya berbuah manis. 

pada saat itu, aku tau gimana rasanya kegagalan yang sesungguhnya.
pada saat itu, aku ngerti gimana rasanya sulitnya bersyukur dengan apa yang aku dapat.
pada saat itu, aku tau gimana rasa sakit hati melihat orang lain berhasil, sedangkan aku? tidak.
pada saat itu juga, aku paham apa arti sebuah perjuangan yang tidak boleh disia-siakan.

Itu semua berawal dari sebuah mimpi yang kata orang-orang, 'mimpimu itu terlalu tinggi.' 

Setinggi apa sih mimpiku? Hahaha. yang jelas aku akui, kalau mimpiku memang tinggi. dan rasanya, nihil buat tercapai. rasanya, ga mungkin tercapai. rasanya, tipis sekali, sekitar 0,0001% aku bisa menggenggamnya.

dan mempertahankan mimpi ini, ga semudah yang kalian pikir.
dari yang mama gak suka dengan mimpi-siang-bolong ini.
dari yang dapet caci maki dari orang-orang-sok-tau itu.
dari yang harus belajar melepas mimpi ini sekalipun.
dan air mata yang harus keluar tiap kali harus mengorbankan mimpi ini buat orang lain.

Berat? banget.

Hingga akhirnya sekarang, mimpi ini udah bisa aku genggam erat.
mimpi ini udah bukan lagi khayalanku tiap malam menjelang tidur.
mimpi ini udah bukan alasanku menangis lebay di kamar sendirian.
mimpi ini sekarang udah nyata. 

Awal gagal SNMPTN, udah pesimis, udah gak ngerti mau ngapain lagi sama mimpi ini. rasanya udah gak ada harapan.
Bayangin ya, aku harus ikut ujian jalur tulis untuk mengejar mimpi ini dengan ratusan ribu pesaing. Sedangkan, aku bukan orang yang pintar, pandai bahkan cerdas. Maaf, bukan aku kurang bersyukur, tapi, emang begitu kenyataannya.
Dengan segala keegoisanku yang terus-terusan memaksa untuk tetap mempertahankan mimpi ini.

Mungkin kalo aku jadi orang lain, aku bakalan "ih, kan kemaren udah gagal, gak kapok?" atau mungkin "udahlah mimpimu terlalu tinggi, palingan lewat jalur tulis gak akan berhasil. pesaingmu banyakse-Indonesia. udahlah lepasin aja. ga usah banyakan mimpi, liat realitanya aja."


Tolol? iya, aku emang tolol, mempertahankan sesuatu hal yang tingkat keberhasilannya 0,000001%. 

Tapi, tunggu. Aku masih punya Tuhan. Aku masih ada tempat untuk berharap. AKu masih ada waktu untuk berusaha. Aku masih ada waktu untuk berjuang lebih keras lagi, dan aku masih ada rasa keyakinan, bahwa aku bisa.

Hingga akhirnya, setelah lamanya penantian. tepat tanggal 16 Juli 2014, mimpi itu mendekat, dan menjadi nyata. 



Iya, mimpiku adalah menjadi mahasiswi kampus perjuangan, Universitas Indonesia. Walaupun, mimpiku masih belum sempurna, tapi aku sudah cukup lega hihihi.

Belum sempurna? yap! sebenernya, aku tidak ada bayangan menjadi mahasiswi filsafat, yang menjadi mimpiku adalah, aku menjadi mahasiswi jurusan akuntansi. Dan bukan berarti aku melakukannya setengah hati. disini, aku udah dikasih kesempatan, diluar sana banyak sekali yang ingin berada di posisiku saat ini, karena itu aku gak akan membuang 'kesempatan'  untuk kedua kalinya. 

Saat ini, aku mulai belajar lagi, belajar mencintai hal baruku, memperjuangkan apa yang harusnya aku perjuangkan, dan mempertahankan keadaan yang saat ini aku syukuri.

The points are: Kegagalan mempunyai dua makna penting, bisa jadi, kegagalan itu awal kesuksesanmu atau bahkan kegagalan itu akan menjadi titik awal kegagalanmu selanjutnya. Tinggal gimana kita menyikapinya.

Mimpi bukan hal yang seharusnya dianggap mudah. kalau kita berani bermimpi, kita harus berani mencapainya. Bukan berarti, karena mimpimu terlalu tinggi, kamu hanya berani 'bermimpi' saja, tapi setelahnya? kamu ga berani mencapai itu semuanya. Make it happen! 
Gak pernah ada yang salah sama seorang manusia yang mempunyai mimpi tinggi. bahkan ada hadits yang mengatakan, kejarlan cita-citamu setinggi langit. Lantas, masihkah berani bermimpi?

kalau aku sih, aku berani bermimpi lagi. iya, bermimpi menjadi seorang akuntan hehehe. walaupun gak ada hubungannya sama studi yang aku terima sekarang, why not? gak ada yang salah kan? 

selama kita yakin, selama kita masih percaya akan kuasa Tuhan, bermimpilah yang tinggi, sebebas mungkin. Mimpi itu gratis. Lalu, mengapa kalian takut? :)